Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian Pada Kecamatan Baros Kabupaten Serang Tahun 2009


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masyarakat Indonesia dalam kenyataanya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologinya, keadaan alam masih masih lebih menentukan untuk sebagian besar masyarakat Indonesia daripada upaya teknologi. Perkembangan teknologi yang mengelola sumberdaya alam harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya, sehingga akan tetap bermanfaat bagi generasi mendatang.
Pemanfaatan tanah agar sungguh-sungguh membantu usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Untuk itu sangatlah penting melakukan inventarisasi dan evaluasi tentang sumberdaya alam yang ada tujuan untuk lebih mengetahui dan dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam baik di darat, laut maupun udara berupa tanah, air , energi, flora, fauna dan lain-lain yang sangat diperlukan bagi pembangunan
Sumberdaya alam adalah sesuatu yang berguna (usefull), bernilai (value) dan telah diketemukan(discovered). Sesuatu yang sangat berguna tetapi tidak bernilai tidak masuk klasifikasi memperdaya alam. Demikian juga apabila keberadaan barang tersebut sangat berlimpah sehingga melebihi permintaannya, maka tidak dapat disebut sumberdaya alam sebagai contoh misalnya udara atau air laut bagi orang yang berada di pantai. Keberadaan sumberdaya alam masih dipengaruhi oleh teknologi, waktu dan tempat (Mugi Rahardjo : 2003: 2).
Sumberdaya alam dan lingkungan seperti udara, air, hutan, tanah dan sebagainya yang dikenal sebagai sumberdaya alam dapat menyediakan barang dan jasa yang secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan manfaat ekonomi. Oleh karena itu pengelolaanya harus memperhatikan keseimbangan lingkungan. Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang penting untuk kelangsungan hidup manusia karena sumberdaya tanah merupakan masukan yang diperlukan untuk setiap aktifitas manusia seperti pertanian, industri, pemukiman dan jalan-jalan. Penggunaan tanah yang luas adalah untuk sector pertanian yang meliputi penggunaan untuk pertanian tanaman pangan, pertanian yang keras, untuk kehutanan maupun untuk ladang pengembalaan dan perikanan. Tetapi untuk daerah kota khususnya, penggunaan tanah yang utama adalah untuk pemukiman dan industri dan perdagangan. Penggunaan tanah untuk rekreasi juga menempati urutan yang tinggi karena meliputi pantai, pagunungan dan danau.
Disisi lain permintaan akan sumberdaya alam khususnya tanah meningkat dengan pesat hal ini seiring dengan dengan jumlah penduduk yang pesat dan pertumbuhan yang tinggi. Penggunaan tanah yang lebih intensif ini lebih disebabkan oleh tekanan penduduk daripada oleh peningkatan infrasruktur, seperti fasilitas pengairan yang membaik.
Penduduk Indonesia sebagian besar masih merupakan petani, buruh tani dan orang yang sebagain besaran pendapatannya berasal dari bercocok tanam, karena itu kebutuhan akan tanah lebih besar.
Di samping masalah penduduk atas lahan yang makin tinggi perlu diperhaitikan juga masalah daya dukung lahan pertanian lingkungan. Hal ini berkaitan dengan masalah penyediaan, atau swasembada pangan khususnya beras.
Untuk mengangkat permaslahan ini maka penulis menuangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian Pada Kecamatan Baros Kabupaten Serang Tahun 2009”

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana keadaan daya dukung lahan pertanian Kecamatan Baros Kabupaten Serang tahun 2009 ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui daya dukung lahan pertanian pada masing-masing desa di Kecamatan Baros Kabupaten Serang tahun 2009





BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A.    Profil Kecamatan Baros
Baros adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Serang, Propinsi Banten, Indonesia dengan Ibu Kota Kecamatan yaitu Desa Baros. Menurut BPS Kabupaten Serang (Kecamatan Baros Dalam Angka 2010) jumlah penduduk di Kecamatan Baros, yaitu 48.996 jiwa dengan penduduk laki-laki 26.124 jiwa dan penduduk perempuan 22.872 jiwa. 3653 Jiwa masyarakat Kecamatan Baros berprofesi sebagai Petani. Wilayah Kecamatan Baros sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis.  Luas daerah Baros 35,47 Km dengan pembagian daerah secara administratif terdiri dari 14 Desa.
1. Desa Sukacai
2. Desa Sukamenak
3. Desa Tejamari
4. Desa Panyirapan
5. Desa Tamansari
6. Desa Sindangmandi
7. Desa Curug Agung
8. Desa Sukamanah
9. Desa Sinarmukti
10. Desa Sidamukti
11. Desa Padasuka
12. Desa Baros
13.  Desa Cisalam
14.  Desa Suka Indah

Kecamatan Baros dengan ibu kota kabupaten Serang (Kec. Ciruas)  ialah 22 Km. Adapun batas wilayah kecamatan Baros, Yaitu :
Utara   : Kecamatan Curug Kota Serang
Selatan: Kecamatan Cadasari Kab. Pandeglang
Barat   : Kecamatan Pabuaran Kab. Serang
Timur   : Kecamatan Petir Kab. Serang





Data Demografi Kecamatan Baros Tahun 2009
No.
Desa
Jumlah RW
Jumlah RT
Jumlah KK
Penduduk
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Sukacai
5
12
630
2.882
2
Sukamenak
5
15
799
3.241
3
Tejamari
6
16
837
3.235
4
Panyirapan
6
22
1287
4.385
5
Tamansari
6
13
684
2.779
6
Sindangmandi
5
25
1192
4.778
7
Curug Agung
4
10
633
2.641
8
Sukamanah
5
18
1242
5.209
9
Padasuka
5
11
626
2.568
10
Sinarmukti
4
9
602
2.036
11
Sidamukti
5
12
1156
4.015
12
Baros
6
20
1253
5.016
13
Cisalam
5
18
790
3.179
14
Suka Indah
6
12
662
3.032
Kec.Baros
73
213
12.375
48.996

 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah di Kecamatan Baros Tahun 2009
Jenis Lahan
Luas Lahan (Ha)
Prosentase (%)
(1)
(2)
(3)
1.      Lahan Sawah
a.                Irigasi Teknis
b.               Irigasi Setengah Teknis
c.                Irigasi Non Teknis
d.               Tadah Hujan
e.                Padang surut, Polder, Rembesan dan rawa
1.800
1.286
347
167
-
-

34,3
9,3
4,5
2.      Lahan Bukan Sawah
a.    Ladang, Huma, Tegal dan Kebun
b.   Perkebunan
1.565
1565
-

41,8
3.      Lahan Non Pertanian
a.    Pekarangan, Lahan bangunan dan Halaman
b.   Lainnya
c.    Lahan Tidur
383
246
137
-

6,6
3,7
Baros
3.748
100,0


B.     Analisis Daya Dukung Lahan   
            Kajian Pemetaan Lapangan Memberikan informasi spasial berupa peta, serta dapat mengidentifikasi kesesuain daya dukung pertanian dan kearifan lokal berupa kondisi sosial disuatu tempat/wilayah. Pada kegitan ini peneliti akan melakukan analisa daya dukung lahan pertanian atau CCR (Carrying Capacity Ratio)
            Analisa Daya Dukung Lahan/CCR merupakan salah satu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran mengenahi hubungan antara penduduk, pennggunaan lahan, dan lingkungan. Analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh para perencana dalam menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktivitas manusia yang ada di wilayah yang bersangkutan, dengan demikian seorang perencana pembangunan tidak hanya sekedar mengetahui tingkat dukungan dari lahan semata, tapi sekaligus juga bisa mengetahui dampak atau pengaruh yang mungkin ditimbulkan dari pemanfaatan suatu lahan. Keseimbangan antara daya dukung suatu wilayah dengan keberadaan penduduk juga dapat diperhitungkan sehingga dapat diperkirakan daya serap potensi lahan dengan ratio penduduk yang ada.
Infomasi yang dapat diperoleh dari hasil analisa daya dukung secara umum akan menyangkut masalah kemapuan daya dukung yang dimiliki wilayah tersebut, oleh karenanya CCR/ daya dukung lahan bermanfaat untuk :
1.      Untuk mengetahui suatu wilayah pertanian masih mampu mendukung kebutuhan pokok penduduk dengan melihat pertumbuhan penduduk.
2.      Untuk memberikan informasi kepada para perencana atau pihak lain dalam rangka mengembangkan potensi penduduk.
3.      Dapat digunakan sebagai bahan untuk mensosialisasikan dan mengembnagkan tingkat kesadaran berbagai pihak mengenahi pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui sistem pemanfaatan lahn sesuai dengan peruntukannya.

Langkah-langkah Pembuatan CCR :
1.      Identifikasi luas areal yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian.
Identifikasi frekunsi panen perhektar pertahun.
2.      Tentukan jumlah keluarga dalam areal tersebut.
3.      Tentukan ukuran lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani.
4.      Hitunglah kemampuan daya dukung dengan rumus CCR.

RUMUS CCR :
               A x r
CCR =                        Atau   (A ×r)/(H ×h ×F)
            H x h x F

Keterangan :
CCR : kemampuan daya dukung.
A : jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian.
r : frekunsi panen perhektar pertahun.
H : jumlah KK (rumah tangga).
h : presentase penduduk yang tinggal.
F : ukuran lahan rata-rata.

Ø  Apabila CCR >1 berarti wilayah masih dapat memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk dan masih mampu menerima tambahan penduduk. Pembangunan masih dimungkinkan bersifat ekspansif dan eksploratif lahan.
Ø  Apabila CCR <1 diwilayah tersebut tidak mungkin lagi dilakukan pembangunan ekspansif dan eksploitatif lahan. Kemampuan memenuhi kebutuhan pokok penduduk berkurang sehingga perlu peningkatan produksi, intesifikasi, dan ekstensifikasi melalui perbaikan teknologi atau menekan pertambahan penduduk.
Ø  Apabila CCR =1 maka wilayah tersebut masih memiliki keseimbangan antara kemampuan lahan dan jumlah penduduk. Pemenuhan kebutuhan masih dapat diatasi, namun kondisi ini perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah masalah pertumbuhan penduduk.

C.    Analisis Daya Dukung Lahan Bidang Pertanian di Kecamatan Baros
Dari data BPS Kabupaten Serang (Kecamatan Baros Dalam Angka 2010) diketahui bahwa :
A         :  Luas sawah beririgasi teknis 1.286  ha
   Luas sawah beririgasi setengah teknis 347 ha
   Luas sawah irigasi non teknis 167 ha
   Luas sawah tadah hujan 0 ha
r          :  Sawah beririgasi teknis frekuensi panen 3 kali/thn
   Sawah beririgasi setengah teknis frekuensi panen 2 kali/thn
   Sawah irigasi non teknis frekuensi panen 1 kali/tahun
   Sawah tadah hujan frekuensi panen 1 kali/thn
H         :  Jumlah KK/Rumah Tangga 12.375
h          :  Persentase keluarga yang hidup disektor  pertanian/sawah 36 %
f           :  Ukuran lahan rata-rata yang dimiliki petani
                               Luas Lahan               1.800
                      f =                           =                           = 0.5 Ha
      Jumlah Petani             3653


                   A x r
CCR    =         
                H x h x F

           


                     (1.286 x 3) + (347 x 2) + (167 x1)
                =
                         12.375 x 64%  x 0.5
                       
                        3858 + 694 + 167
=                                                                                               
                        9157.5 x 0.5
                             
                            4719                                        
=
                       
4578.75

CCR    =  1,03

Locus Penelitian
Bidang Pertanian
Kec.Baros
1,03





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
            Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan analisis daya dukung lahan di Kecamatan Baros pada bidang pertanian memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok terhadap pangan penduduknya. Kesimpulan ini ditentukan karena menurut hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisi daya dukung lahan menghasilkan 1,03 bidang pertanian.

B.     Saran
1.      Dari hasil perhitungan dengan menggunakan alat analisis daya dukung lahan, untuk Kecamatan Baros daya dukung lahan lebih besar satu (>1). Untuk meningkatkan daya dukung lahan pertanian suatu wilayah perlu kegiatan konservasi, preservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam antara lain penghijauan, reboisasi, terraserring. Kegiatan lain yang dapat meningkatkan daya dukung lahan sekaligus meningkatkan pendapatan adalah mengembangkan usaha perikanan dan peternakan.
2.      Untuk mematahkan lingkaran setan kemiskinan di Kecamatan Baros diperlukan adanya modal dari luar (investasi) sebagai stimulan penggerak awal perekonomian masyarakat pedesaan. Pemerintah diharapkan banyak memberi kemudahan dan pelayanan untuk mengundang investor untuk pengembangan agroindustri.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Baros Dalam Angka 2009. Serang, BPS
Kabupaten Serang
Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Irawan Soehartono. 1999. Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara.
Mubyarto. 1994. Masyarakat Terasing 1994 – 1997 (kaji tindak IDT). Jakarta :
Bsppenas.
Mugi Rahardjo. 1997. Pengantar Ekonomi Sumber daya alam.Fakultas Ekonomi
UNS Surakarta :UNS Press.
____________. 2003. ”Pengumpulan Data Analisis Daya Dukung Lahan dan
Tekanan Penduduk Pada Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah”. Jurnal
ekonomi pembangunan (tidak dipublikasikan).Fakultas Ekonomi UNS
Surakarta.
Otto soemarwoto. 1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :
UGM.
Sadono Sukirno. 1998. Pengembangan Ekonomi Regional. Jakarta :LPMFE UI
Sukanto Reksohadiprojo. 2000. Ekonomi Lingkungan. Yogyakarta : BPFE.
Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lngkungan. Yogyakarta :
BPFE.
Yuniardi. 2004. Jurnalistik Adikarindo. Com. WWW.Google.co.id.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar